Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Kesalahan Bapak

Salah satu puzzle memori masa kecil ku yaitu ada dalam gendongan Bapak. Dulu, di ujung jalan kampung Irian ini di samping mesjid ada warung yang menjual aneka mainan anak. 'Warung Batak' adalah sebutan Kami untuk warung tersebut. Bapak menggendongku sampai warung tersebut. Tapi, lupa aku habis menangis karena apa sehingga Bapak membawaku ke warung ini. Sepulangnya aku membawa mainan pinguin tangga jalan. Pingiun itu akan naik satu demi satu anak tangga dan ketika sampai puncak pinguin tersebut akan meluncur ke kanan dan kiri sesuai jalurnya dan tiba dibawah lagi untuk naik tangga kembali. Setiap melihat mainan tersebut hatiku seperti dialiri air sejuk. Mengingat 'cinta Bapak'. Aku tahu Bapakku bukan orang yang ' benar '.  Beberapa kesalahannya pun diceritakan berulang oleh Ibu. Tapi, anehnya tetap saja aku mencintai Bapak dan sulit membencinya. Aku sepakat dengan adik-adikku bahwa Bapak bukan cinta pertama kami. Tapi ternyata, setelah semua kesalahannya... Kami

Hidup Bimo yang komedi

Cerita ini tentang adik laki-lakiku satu-satunya yang sungguh komedi. #1 Kaos Kaki Ajaib Bimo Suatu pagi saat hendak berangkat PKL, Bimo sedang bersiap memakai sepatu. Namun belum sempat kaos Kaki terpasang, Bimo mengeluh kepada Ibu. Bimo : " Bu, ganti kaos kaki Bu" Ibu : " Ndak ada yang baru" Bimo yang melihat sepatu Bapak dengan kaos kaki disampingnya memutuskan menukar kaos kaki dia dengan milik Bapak. *** Saat waktu pulang kerja tiba, Bapak pulang sambil duduk membuka sepatu. Aku yang sedang mengobrol dengan Audrey di dekat Bapak tetiba mencium aroma tak sedap. Audrey : " BAPAK KAKINYA BAU BANGET" Bapak : " Ini nih kaos kakinya! Kaos kaki siapa ini bukan punya Bapak" Aku : " Bimoo~~~ tadi pagi Bimo nuker kaos kakinya...hahaha"  #2 Ibu Terharu Semenjak tinggal di Serpong dengan keluarga kecilku, aku hanya berkesempatan sesekali pulang kerumah Ibu dan menginap. Biasanya hanya weekend tapi bisa lebih lama kalau suami pergi keluar kota.

Empat tahun pernikahan

Tahun 2014, seorang kakak tingkat satu jurusan menanyakan ke Saya lewat message facebook perihal apakah boleh dia bertemu dengan orang tua Saya, saat itu Saya langsung menjawab tidak boleh. Kami beda tiga angkatan, Saya 2008, dia 2005. Alasannya selain karena memang tak pernah ketertarikan padanya, Dia juga disukai teman sepermainan Saya. Setahun berlalu dengan proses yang lumayan menaik turunkan emosi. Beberapa ada yang datang tapi tak jarang tak dipersilahkan masuk. Ada yang dipersilahkan masuk tapi tak sampai ke tujuan.Di titik inilah, Saya merasa bahwa jodoh bukan maunya Saya (saja) atau bahkan kami. Saat Saya merasa di titik kalau Alloh kehendaki saya dengen seseorang itu tidak jodoh mau berusaha sekeras apa juga hasilnya malah akan menyakitkan. April 2015, dengan bekal sedikit pemahaman dan sedikit rasa sakit. Seorang kakak tingkat yang dulu, datang lagi untuk menanyakan hal yang sama dg pertanyaan setahun lalu. Dan kali ini Saya mencoba mepersilahkannya. Dan Alhamdulillah proses