Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Bukan Review Book : Hujan Matahari

Hujan Matahari, Kurniawan Gunadi Tarraaaaaa  budiman ~ saking lamanya ndak review buku semoga tulisan kali ini tidak membosankan. */pernah ingat bagaimana awal pertama kali kalian berjalan, kalian berlari atau ketika kita berteman ? ingat ? lalu kita sudah sejauh ini. mungkin ketika Saya juga bisa menemukan buku ini.*/ awalnya ada anak murid Saya bernama Hilyatin yang mengirimkan  gambar ini  . dan Saya langsung aja suka sama tulisannya . dan kebetulan di pesan yang dikirim murid Saya itu ada alamat web nya . jadilah Saya kepoin web tersebut. Setelah itu , sebenernya Saya langsung kirim gambar tersebut ke beberapa teman buat bisa jadi bahan obrolan. tapi tanggapan masih sedikit. jadilah Saya ngutek di web tersebut sendirian. mm... *nginget lagi* awalnya bukan dari murid Saya deng, awalnya Saya juga melihat gambar di instagram tapi yang  gambar  ini trus ada nama kurniawan gunadi dah tuh . Saya gugling, mmm gak ketemu apa apa kalo ndak salah. yaudah berhenti pencariannya. e

Lapang dada

Bagaimana cara terbaik menceritakan kabar buruk ? Kabar buruk tetap menpunyai efek buruk untuk si penerima. Mau kamu bercerita dengan sebaik apapun. Bagaimana kalau yang ingin kita ceritakan adalah orang tua kita. Atau sebaliknya, ketika orang tua kita ingin menceritakan kabar buruk yang ada. Bukankah semuanya terasa sulit untuk posisi masing masing. Semoga cerita buruk yang ada tidak membuat kita diam satu sama lain. Bahkan saat kamu ingin menyalahkan orang lain terhadap kabar buruk yang ada, jangaan. . . Jangan pernah menyalahkan siapapun atas keadaan yang tak kita suka. Ketika memutuskan membenci nya malah membuat hatimu tak pernah tenang. Maafkan.

Ibu yang tak pernah kecewa

Bukan Saya (anaknya) yang hebat. kalau kamu mendengar Ibu Saya bilang Saya, sebagai anaknya, belum pernah mengecewakannya, bukan Saya yang hebat. Kamu tahu kenapa orang bisa kecewa ? Iya, karena berharap. Ibu (ku), adalah wanita yang tak pernah muluk muluk dalam berharap. Merasa cukup dan bersyukur atas apa yang sudah anaknya capai. Jadi ketika kamu dengar Ibu (ku) bilang Saya tidak pernah mengecewakannya. sekali lagi, Bukan Saya yang hebat. Ibulah yang hebat. Ibu yang selalu bersyukur. Padahal bisa saja kenyataannya sebaliknya. Saya anak yang buruk. Sulung yang buruk. Ibu selalu bersyukur atas hal hal sederhana yang anaknya lakukan. Mau dari segi manapun, dia selalu membandingkan dengan yang lebih buruk dari keadaan yang dia hadapi. Dulu, ketika Ibu jadi anak-anak, Ibu tak pernah dapat kasih sayang Ibu(nya Ibu) yang cukup, tau apa yang kami dapat ? Iya, kami tumbuh jadi anak yang tak sering dimarahi karena malas mencuci, menggosok, dan pekerjaan rumah lainn