Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Mbah Putri

Alhamdulillah Alloh masih mengijinkan dua mbah putri Saya masih hidup sampai hari ini. Sebaliknya, kali ini Saya akan menceritakan tentang mbah Saya yang sudah 'pulang'. Ibu Saya memiliki dua Bapak, yaitu Mbah Ndut dan Mbah Jawa. Mbah Ndut Atau biasa kami, cucunya, panggil Mbah Marto sudah berpulang 11 November 2017 lalu. Saat itu Saya belum menjenguknya ketika Mbah sadar. Padahal Ibu sudah bilang kalau mbah panggil nama Laras. Saya menjenguknya di hari ketika beliau berpulang. Hari itu Saya masuk ke dalam ruang ICU dan melihat mbah dengan segala kabel yang menempel pada tubuhnya. Cahaya pada monitornya berkedip-kedip sambil mengeluarkan suara yang teratur bip bip bip bip. Suasana sudah tegang, Om Santo, anak laki mbah sudah membaca ayat alqur'an sambil menahan tangis. Saya bilang 'lailahailallah' di dekat mbah tapi dilarang oleh adik mbah. "Jangan (lailahailallah) " lalu beliau berucap "Alloh" ke telinga mbah Saya. Lalu adik mbah tersebut men

Cerita Kelahiran #2

Selesai jalan pagi, perut terasa kencang setiap sepuluh menit, namun Saya tidak tahu apakah itu kontraksi atau bukan. Yang Saya dengar sebelumnya, kontraksi itu nyerinya sepuluh kali lipat dari nyeri menstruasi. Pada saat itu, Saya tidak merasa nyeri. Sampai Ibu Saya bilang " mules masa ndak tau sih Ras?!" Karena Saya melulu bertanya apa yang Saya alami ini apakah kontraksi? Menjelang jam 10, Ibu menanyakan pada adiknya, Lele Saya, untuk melihat apakah Laras (baca:Saya) apakah ada tanda-tanda akan melahirkan. Lele Saya mengiyakan kalau Saya sudah kontraksi. Yang Saya pikirkan kalau melahirkan harus punya banyak tenaga, jadi Saya bilang Ibu, untuk ke puskemasnya setelah dzuhur saja. Setelah Saya sholat dan makan, Saya diantar Ibu dengan mengendarai sepeda motor ke puskesmas. Apakah sakit ? Masih terasa kencang saja. Pukul 13.30 sampai di Puskesmas, seperti biasa, Ibu disuruh mendaftar dahulu, sedang Saya dipersilahkan ke dalam ruang pemeriksaan. Selesai mendaftar, Saya dil

Cerita Kelahiran #1

Kalau boleh menyebutkan satu hari terbaik yang Saya punya, jawabannya adalah tiga belas oktober dua ribu enam belas. Ini adalah hari pertama Saya menemuinya. Sedekat-dekatnya. Ini adalah kelahiran anak pertama Saya, Mu'adz Abdul Hamid. Biarkan kali ini Saya menceritakan hari itu. Proses persalinan yang menemukan Saya pada hal-hal yang baru pertama kali itu Saya rasakan. Meleset dari perkiraan lahir yang jatuh pada tanggal 11 Oktober 2016 mengantarkan Saya pada kekhawatiran yang banyak. Bagaimana nanti kalau harus caesar? Kalau harus di rujuk ke Rumah Sakit dan di induksi? Dari kehamilan 36 minggu, Saya sudah tinggal di rumah Ibu dan harus LDR sama suami. Pemeriksaan dilakukan setiap pekan di Puskesmas. Pada umur kehamilan 36 minggu, janin Saya dibilang sumsang, yang artinya ada kemungkinan harus Caesar. Petugas Puskesmas menyarankan untuk lebih pastinya harus USG. Akhirnya Saya mengikuti sarannya dan alhamdulillah ternyata Bayi Saya sudah dalam posisi yang benar. Untuk