Kalau boleh menyebutkan satu hari terbaik yang Saya punya, jawabannya adalah tiga belas oktober dua ribu enam belas. Ini adalah hari pertama Saya menemuinya. Sedekat-dekatnya.
Ini adalah kelahiran anak pertama Saya, Mu'adz Abdul Hamid.
Biarkan kali ini Saya menceritakan hari itu. Proses persalinan yang menemukan Saya pada hal-hal yang baru pertama kali itu Saya rasakan.
Meleset dari perkiraan lahir yang jatuh pada tanggal 11 Oktober 2016 mengantarkan Saya pada kekhawatiran yang banyak. Bagaimana nanti kalau harus caesar? Kalau harus di rujuk ke Rumah Sakit dan di induksi?
Dari kehamilan 36 minggu, Saya sudah tinggal di rumah Ibu dan harus LDR sama suami. Pemeriksaan dilakukan setiap pekan di Puskesmas. Pada umur kehamilan 36 minggu, janin Saya dibilang sumsang, yang artinya ada kemungkinan harus Caesar. Petugas Puskesmas menyarankan untuk lebih pastinya harus USG. Akhirnya Saya mengikuti sarannya dan alhamdulillah ternyata Bayi Saya sudah dalam posisi yang benar.
Untuk informasi, proses pemeriksaan di puskesmas ini memakan waktu yang lama dikarenakan jumlah antrian yang tidak sedikit. Ibu Saya lah yang selalu menemani Saya untuk periksa. Pada pemeriksaan kehamilan minggu ke 37, Saya membawa hasil USG yang menyenangkan jadi tidak terlalu banyak masalah pada pemeriksaan hari itu.
Pada pemeriksaan di kehamilan 38 minggu,Saya yakin akan sebentar, dengan percaya diriSaya hanya minta diantar oleh Ibu dan tidak perlu ditemani. Nomor antrian sebelum Saya, ada Ibu hamil yang minta dirujuk ke RS karena bayinya sudah terlalu besar dan sudah mendekati HPL. Ajaibnya, pada pemeriksaan hari ini, posisi bayi Saya dinyatakan sumsang lagi. Petugas Puskesnya menyarankan Saya untuk dirujuk ke RS seperti Ibu dengan nomor antrian sebelumnya. Saya masih percaya diri tidak perlu untuk dirujuk. Saya memilih untuk USG terlebih dulu lagi aja daripada harus dirujuk ke RS. Akhirnya minta jemput Ibu untuk diantar ke RS untuk USG. Tak berbeda dengan Puskesmas, di RS pun jumlah antrian tidak sedikit. Kami harus berlama-lama menunggu nomor dipanggil. Di RS ini Saya bertemu dengan Ibu hamil yang dirujuk dari puskesmas tadi, komentarnya seperti menyalahkan kenapa ndak mau dirujuk ke RS. Saya giliran Saya masuk, Dokter bilang, "ini kan udah(USG) 2 pekan lalu, ndak bakal banyak perubahan" "berarti ndak mungkin sumsang ya Dok" "iya, ini CTG aja dibawah" kira-kira begitulah percakapan yang Saya lupa detilnya. Ketika dilakukan CTG hasilnya ternyata kurang bagus, Kata susternya mungkin karena belum makan siang. Jadi, disarankan makan siang dulu lalu nanti CTG ulang. Dan Alhamdulillah selesai makan, hasilnya CTG nya bagus. Catatan untuk yang akan CTG lebih baik makan dulu agar denin kenyang dan aktif.
Pada pemeriksaan minggu ke 39 pun belum ada kontraksi. Pemeriksaan juga normal. Saya melakukan pemeriksaan setiap hari Selasa. Pada hari kemarin ahad, seusai berjalan pagi keluar flek sedikit. Saya malah lanjut tiduran dan fleknya tidak keluar lagi. Petugas Puskesmas sempat cerita bahwa ada Ibu hamil yang diperiksa dan di usg tidak sumsang, qodarullah lahirnya sumsang. Jangan tanya perasaan Saya, cerita tersebut membuat Saya bete sama petugas puskesmas karena jadi takut.
Hari Jum'atnya, Ibu Saya ada pesanan Catering. Jadi, Ibu harus keluar rumah dan pulang sore. Qodarullah, Jum'at siang kontraksi mulai terasa intens dari jam 10 sampai jam 11. Ketika pukul 10 bilang ke Ibu, kalau udah mulai kontraksi. terus ibu bilang " yah jangan sekarang deh Ras... hehe" "dih gimane orang berasanya sekarang hehe" " yaudah nanti kalau ada apa-apa bilang Le Ayat aja ya" "iya". Akhirnya jam 11 Saya bawa tidur siang. Bangun tidur siang ,kontraksi ilang blas. Tidak jadi bertemu hari ini.
Hari Jum'atnya, Ibu Saya ada pesanan Catering. Jadi, Ibu harus keluar rumah dan pulang sore. Qodarullah, Jum'at siang kontraksi mulai terasa intens dari jam 10 sampai jam 11. Ketika pukul 10 bilang ke Ibu, kalau udah mulai kontraksi. terus ibu bilang " yah jangan sekarang deh Ras... hehe" "dih gimane orang berasanya sekarang hehe" " yaudah nanti kalau ada apa-apa bilang Le Ayat aja ya" "iya". Akhirnya jam 11 Saya bawa tidur siang. Bangun tidur siang ,kontraksi ilang blas. Tidak jadi bertemu hari ini.
Pada pemeriksaan minggu ke 40, karena belum ada kontraksi petugas menyarankan kalau sampai hari Jum'at belum ada kontraksi maka Saya harus dirujuk ke RS.
Pada Rabu malam, mulai terasa kontraksi dan tetap nyaman tidur. Kamis pagi, masih melakukan jalan pagi seperti biasa. Pagi itu udah mikir, Ya Alloh mau saya usaha kayak apa juga emang cuma Engkau yang berkehendak untuk dedeknya lahir. mungkin selama ini Saya menyerahkan kelahiran ini atas usaha Saya ,jalan pagi tiap hari, makan kurma dan sebagainya. Lupa kalau yang pertama dan utama takdirnya Alloh.
Pada Rabu malam, mulai terasa kontraksi dan tetap nyaman tidur. Kamis pagi, masih melakukan jalan pagi seperti biasa. Pagi itu udah mikir, Ya Alloh mau saya usaha kayak apa juga emang cuma Engkau yang berkehendak untuk dedeknya lahir. mungkin selama ini Saya menyerahkan kelahiran ini atas usaha Saya ,jalan pagi tiap hari, makan kurma dan sebagainya. Lupa kalau yang pertama dan utama takdirnya Alloh.
Dan Apakah kontraksi ini akan berlanjut sampai akhirnya Mu'adz lahir atau hilang setelah selesai jalan pagi ?
Komentar
Posting Komentar