Langsung ke konten utama

Yang terbaik adalah Ibu

Terima Kasih untuk sepakat denganku dengan judul diatas.

Dengan campuran perasaan yang bergemuruh Saya ingin sekali menuliskan ini.
Menjalankan apa yang menurut Kita penting dan harus adalah sesuatu yang terkadang menakutkan bagi Kita, terlebih ketika Orang orang terdekat kita seperti Orang Tua, Kakak atau adik tidak sama dengan kita.
Banyak hal diluar sana yang membuat kita paham tentang beberapa kebenaran lain yang tidak ada di dalam rumah.
Dan, Guys, Here I am.
Menjadi anggota Rohis ketika bersekolah di SMA, dan memutuskan untuk tidak hanya menjadi "islam" yang tertulis di KTP adalah perjuangan. Beberapa nilai yang dianggap tidak sewajarnya pada masyarakat, membuat Kita merasa harus berjuang mejalankan nilai-nilai tersebut, sebut saja dengan memakai rok, memanjangkan jilbab, memakai kaos kaki, tentu maksud saya sebagai muslimah. Hal lain seperti aturan berkomunikasi dengan lawan jenis, tidak menyentuh yang bukan mahrom, tidak memandang lama-lama lawan bicara yang berbeda jenis adalah sesuatu yang pada saat SMA mulai coba diterapkan. Nilai kebenaran yang oleh beberapa masyarakat terlihat aneh.
Saya selalu merasa bahwa beban hanya ada pada yang menjalankan. Bagaimana harus memahamkan kedua orang tua yang baru tahu 'nilai kebenaran' tadi lewat tingkah anaknya? Bagaimana Saya yang sejak dahulu SMA menjadi 'aneh' bagi orang orang di rumah? Bagaimana Saya yang pada akhirnya di detik ini merasa nyaman dan bisa memahamkan mereka bahwa ini Saya dengan segala perintahNya? Saya merasa beban Saya agak sedikit ringan karena menganggap mereka akhirnya paham dan tahu betul apa maunya anak sulungnya ini.
Sampai kemarin malam, terjadi obrolan tengah malam dengan Ibu, Ibu bilang beberapa saudara dan temannya protes karena akan ada acara yang digelar namun tidak sesuai dengan masyarakat umum,
" jangan mau kalah lah sama Anak"
" Jangan diikutin lah anaknya kalau mau yang aneh-aneh"
Kalian mahu tahu jawaban Ibu Saya apa?
Ibu bilang " gue sih ngerasa dulu gak bisa ngejalanin apa anak gue lakuin sekarang dan gue rasa itu baik." Jawaban dengan bahasa 'gue' karena memang untuk menjawab pertanyaan dari teman dekatnya.
Ternyata yang berjuang dengan omongan-omongan yang kurang menyenangkan adalah bukan cuma Saya aja. Dan Saya baru sadar ketika denger cerita ini dari Ibu. Dan Terima Kasih Ibu sudah mendukung Saya.
bahkan saat Saya gak disitu. ini terharu.
Sampai di titik ini Saya paham bahwa selalu banyak pertentangan untuk menjadi baik. Dan segala puji bagi Alloh yang sudah memahamkan kepada Ibu Saya tentang beberapa nilai yang Saya jaga selama ini.
Kalau dalam do'a  perempuan biasa-nya Fadh Djibran yang sekarang berubah jadi Fadh Pahdephie bilang
Tuhan, aku mencintai ibuku, maka bila aku memang boleh menyayangi dan membahagiakannya, berilah kemampuan untuk menyayangi dan membahagiakannya. Bila kecukupan harta bisa membantuku membahagiakannya, sesungguhnya bukan harta yang aku minta. Tetapi bila cara itu memang bekerja, apa boleh buat, kenapa tidak jika aku memang harus menjadi orang yang kaya ? Sungguh sebenarnya bukan kekayaan yang aku inginkan, tetapi bila itu menjadi sebab bagi terwujudnya sesuatu yang kuharapkan dan Kau mengijinkannya, aku hanyalah perempuan biasa yang tak akan sanggup menolaknya. 
do'a Saya lain bang, yang terbaik adalah memiliki Ibu yang paham betul anaknya ingin menjalankan nilai nilai kebenaran. Berdo'alah agar orang orang di dekat kita paham tentang alasan dan dasar kita menjalankan sesuatu.
Soal kecukupan harta, malam itu Ibu bilang sesuatu yang indah juga.
"Laras tahu, beberapa orang yang anaknya diberikan harta lebih,tapi Apa ada yang sebaik anak-anak Ibu?  itulah Ibu ngerasa Alloh nggak ngasih harta lebih, tapi anak-anak Ibu sendirilah yang jadi hartanya"
Apa yang paling menyenangkan selain dianggap sebagai harta oleh Ibu sendiri. Ibu memang yang terbaik Bu.
Jaga Ibu, Ya Alloh, selalu, saat Saya masih dekat dan mungkin nanti ketika jauh.

Kelak, ketika Saya menjadi Ibu, Semoga bukan kecukupan harta yang menjadikan sebab Saya menjadi bahagia. Seperti Ibu yang paham bagaimana menjadi bahagia bukan karena perkara dunia. Semoga.
Cinta Ibu ... banget <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suka diam diam

Mau nulis malem ini juga .. Apa sih rasa suka ? Apa sih ? Apa coba.. Gue nggak nemuin di rumus fisika dan gue nggak tau arti fisisnya *sok ilmiah* yg gue tau .. Ada rasa seneng saat dia komenin status fb kita .. Nge reply twitter kita .. Bikin status yg ngarahin itu buat kita ?? Bahkan memandangi namanya ketika dia onlen .. Kita ? Elu aja kali gue enggak . Eh ini serius . Temen saya saja namanya anong .. Dia klo dikampus dibikin salah tingkah gara2 orang yg dia suka .. Dia bakal cerita ke satu satu sahabatnya buat cerita klo dia seneng karena orang yg disuka bla bla bla bla .. Tapi kalo dia lagi sebel sama yg disukainya satu satu sahabatnya bisa dimarahin .. Dicemberutin .. Di tengah 2 itu dia juga bakal menanti menunggu menebak .. Apalagi klo org yg disukainya baik beda tipis ama tebar pesona , gr lah dia .. Klo ini yg slah sapa ya ? Knp gue ngomongin cinta ya dari kemaren kayaknya gara gara buku raditya dika -idola ranti- deh .. Nasib gue : sejak lulus ...

bikin cerita yang ada klimaknya

suatu harii .. waktu itu gue telat masuk kelas dan nggak ada bangku kosong dan tiba-tiba aja dia cowok yang pernah masih gue suka "nih nda .. " _dia_ langsung  diri dari bangku &  ngegeser bangku yang dia dudukin .. gue yang  masih di depan,dan  dia berada di belakang dan pada saat gue menuju ke belakang yang beda satu gang ama dia , jadinya dia ngoper ke temen yg deket ke arah gue waktu itu .. nah pada saat itu ada temen gue juga telat , dia nggak dapet tmpat duduk juga tiba-tiba aja bangku yang dioper ama orang yang gue pernah suka itu kan di tgn orang lain ya sekarang , dengan sangat menabjukkan orang lain itu malah ngasih ke temen gue yg telat barusan tersebut karena orang lain itu 'deket'nya ama temen gue yang telat itu .. ngerti nggak ? akhirnya gue nggak nerima bangku dari dia .. gue duduk di meja , jadi bingung klo inget cerita ini, seneng karena sikap sigap dia yang ngasih gue bangku dan sebel ama orang yang ngambill hak gue dari die .. h...

True story : Meniti di atas kabut

Judulnya meniti diatas kabut .. salah satu karya dari ustadz abu umar basyir kini hadir lagi kawan .. Di situ ditulis sandiwara langit 2, tapi ini ndak ada hubungannya antara si *berusaha mengingat* rizqan & istri , bpk presiden & ibu, bpk kapolri beserta ibu ..*loh loh ini bukan permohonan maaf artis *maaf maaf ..lanjut .. sandiwara langit , apa ya makna nya ?? Klo boleh saya mengarang mungkin bagaimana Rabb kita yang Maha Agung menyutradai semua sandiwara yang ada di bumi, meniti diatas kabut .. Menitiin jilbab ,saya mah jago .. Hee.. *bercanda mulu nih* meniti itu kan menyusuri ya -kata ranti yg barusan kknya tanyain- yaudah bakal manda jelasin lewat puisi *kyk anna althafunnisa hehe mungkin kabut menghalangi kita buat berjalan, mungkin kita bakal kehilangan arah, mungkin kita bakal tertabrak sesuatu, tapi masih mungkin buat kita lewati jalan penuh kabut itu , menyusuri diatas kabutnya bukan di dalamnya okeh, begini ceritanya .. Abbas, pria yang dibesark...